Sabtu, 30 April 2011

KONSEP DIRI DAN PENGEMBANGAN DIRI SECARA EFEKTIF

Diposting oleh Suka Suka Saya di 06.51 0 komentar

KONSEP DIRI DAN PENGEMBANGAN DIRI SECARA EFEKTIF adalah konsep tentang diri kita dan mengembangkan diri kita secara efektif dan baik. dengan membaca ini kita tau bagaimana konsep diri yang secara efektif.

KONSEP DIRI DAN PENGEMBANGAN DIRI SECARA EFEKTIF

Konsep Diri
    Konsep diri dapat diartikan sebagai penilian dan perasaan seseorang terhadap dirinya, baik menyangkut aspek
    Fisik ,psikis maupun Sosial. Contoh Konsep Diri sbb :
    1. 'Wajah saya jelek                                                                                                                                                       " Persepsi tentang Fisik
    2. " Saya Pintar " Persepsi tentang psikis
    3. Teman - teman menyayangi saya " ( Persepsi sosial )
Konsep diri seseorang itu perkembangannya dipengaruhi oleh faktor pengalaman berinteraksi dengan orang lain atau faktor sikap dan perlakuan orang  lain, terutama orang tua. Perlakuan yang baik, seperti kasih sayang, perhatian. dan pujian. Cenderung membentuk konsep diri yang positif. Sedangkan perlakuan yang negatif, seperti sifat memusuhi cemoohan ( ejekan) hardikan cenderung membentuk konsep diri yang Negatif.
Ciri-ciri Pribadi dan Prilaku orang yang memiliki konsep diri yang positif:

a. Merasa yakin atau percaya diri akan kemampuannya untuk mengatasi masalah yang dihadapinya.
b. Merasa setara dengan yang lain
c. Dapat menerima Pujian orang lain
d. Mampu memperbaiki dirinya apabila mengalami kegagalan
e. Mempunyai kepedulian terhadap kepentingan orang lain.

Ciri - Ciri Pribadi dan Prilaku yang memiliki Konsep diri yang Negatif :
a. Tidak mau dikritik orang lain.
b. Senang di puji orang lain.
c. Suka meremehkan atau mencela orang lain.
d. Merasa tidak disenangi,ditolak atau tidak diperhatikan orang lain.
e. Bersikap Pesimis dalam suasana persaingan, atau pesimis akan masa depannya.

2. Cara Mengembangkan Diri
    a. Merawat diri, memelihara  kebersihan dan kesehatan diri.
    b. Belajar, baik belajar dirumah maupun disekolah.
    c. Mengikuti kursus kursus yang menunjang
    d. Aktif dalam kegiatan eskul
    e. Aktif dalam kegiatan Osis
    f.  Senang menyimak perkembangan Ilmu Pengetahuan.
   g.  Menghindarkan diri dari pergaulan tidak baik.

jangan lupa baca reabilitas

Realibilitas

Diposting oleh Suka Suka Saya di 06.46 0 komentar
realibilitas adalah alat ukur. dimana ada pada matakuliah statistik. tapi apakah mengetahui apakah realibilitas. disini akan membahas tentang realibilitas.

D. Reliabilitas Alat Ukur
Reliabilitas alat ukur menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya. Hal ini ditunjukkan oleh taraf keajegan (konsistensi) skor yang diperoleh para subyek yang diukur dengan alat yang sama, atau diukur dengan alat yang setaara pada kondisi yang berbeda. Dalam arti yang lebh luas reliabilitas adalah alat ukur menunjuk kepada sejauh mana perbedaan-perbedaan skor perolehan itu mencerminkan perbedaan-perbedaan atribut yang sebenarnya. Hal inilah yang menuntun kepada definisi dasar reliabilitas tes, yaitu:
σ.2

σ t 2

reliabilitas tes adalah proporsi varians skor perolehan yang merupakan varians skor murni, jadi kembali kepada uraian terdahulu, bahwa Xt = X. + Xe skor perolehan terdiri dari skor murni dan kekeliruan pengukuran serta, σ t2 = σ.2 + σe2 , varians skor perolehan (varians total) σ .2 ditambah varians kekeliruan pengukuran σe2. Karena realibilitas alat ukur itu berkenaan dengan derajat konsistensi atau kesamaan antara dua perangkat skor, maka dia dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi (r).

Estimasi Reliabilitas
Reliabilitas alat ukur yang juga menunjukkan derajat kekeliruan pengukuran tak dapat ditentukan dengan pasti, melainkan hanya dapat diestimasi. Ada tiga pendekatan dala mengestimasi reliabilitas alat ukur itu, yaitu (a) pendekatan tes ulang, (b) pendekatan dengan tes paralel, dan (c) pendekatan satu kali pengukuran.
1. Pendekatan Tes Ulang
Suatu perangkat tes diberikan kepada sekelompok subjek dua kali, dengan menghitung korelasi antara skor pada testing I dan skor pada testing II, jadi rtt = rI.II. Pendekatan ini secara teori baik, namun didalam praktek mengandung kelemahan, yaitu bahwa kondisi subjek pada testing II tidak lagi sama dengan kondisi subjek pada testing I, karena terjadinya proses belajar, pengalaman, perubahan motivasi dan sebagainya. Karena itu pada kebanyakan penelitian pendekatan ini tidak digunakan. Pendekatan tes ulang sangat sesuai jika yang dijadikan objek pengukuran adalah keterampilan fisik.
2. Pendekatan dengan Tes Paralel
Dua perangkat tes yang paralel, misalnya perangkat A dan perangkat B diberikan kepada sekoelompok subjek. Reliabilitas tes dicari dengan menghitung korelasi antara skor pada perangkat A dan skor pada perangkat B, jadi rtt = rAB. Keterbatasan utama pendekatan ini terletak pada sulitnya menyusun dua perangkat tes yang paralel. Seperti telah diuraikan pada teori tes klasik, bahwa dua perangkat tes akan merupakan dua perangkat tes yang paralel kalau memenuhi sejumlah persyaratan (asumsi). Karena itu dalam praktek pendekatan ini juga tidak banyak digunakan.
3. Pendekatan Satu Kali Pengukuran
Seperangkat tes diberikan kepada sekelompopk subjek satu kali, lalu dengan cara terrtentu dihitung setimasi reliabilitas tes tersebut. Pendekatan pengukuran satu kali ini dapat menghindarkan diri dari kesulitan yang timbul dari pendekatan dengan pengukuran ulang maupun pendekaatan dengan tes paralel, oleh karena itu pendekatan ini banyak digunakan. Teknik-teknik estimasi reliabilitas yang akan disajikan berikut ini semuanya menggunakan pendekaatan pengukuran satu kali.

Berbagai Teknik Estimasi Reliabilitas
Seperti telah dikemukakan, definisi dasar reliabilitas adalah
σ.2

σ t 2
karena σ t2 = σ.2 + σe2, maka persamaan mengenai reliabilitas itu dapat diubah menjadi
σt2 – σe2

σ t 2
Berbagai rumus yang dikemukakan oleh para ahli psikometri justru mencari estimasi mengenai varians kekeliruan pengukuran σe2 itu. Ada tujuh teknik yang populer dan banyak digunakan untuk mengestimasi reliabilitas itu, yaitu:
1. Tehnik Belah Dua
Suatu perangkat tes diberikan kepada sekelompok subjek satu kali. Lalu skor perolehan dibelah menjadi dua bagian yang setara. Cara untuk membuat agar kedua bagia itu setara biasanya soal-soal yang bernomor gasal dijadikan saatu kelompok, dan yang bernomor gasal dijadikan satu kelompok, dan yang bernomor genap dijadikan kelompok yang lain. Jadi kalau ada tes yang terdiri dari 100 soal, maka perangkat (belahan) yang pertama akan terdiri dari soal-soal nomor 1, 3, 5, 7, 9.11, ......., 99, sedangkan perangkat (belahan) kedua akan teridiri dari soal-soal nomor 2, 4 , 6, 8, 10, 12, ......, 100. karena cara yang demikian itu, maka teknik belah dua itu sering disebut juga teknik gasal genap. Estimasi reliabilitas dicari dengan menghitung korelasi skor pada belahan pertama dengan skor pada belahan kedua, rhh.
2. Rumus Rulon
Rulon ( 1939) mempersoalkan reliabilitas tes yang dibelah menjadi dua
3. Rumus Flanagan
4. Teknik KR20
5. Teknik KR21
6. Teknik Analisis Varians
7. Koefisien Alpha (ά)




jangan lupa baca teori tes modern

Rabu, 27 April 2011

teori tes modern

Diposting oleh Suka Suka Saya di 05.04 0 komentar
teori tes modern adalah teori tentang cara mengukur tes. tes ini adalah tes baru yang ada. belum banyak yang mengetahui tentang teori tes modern. disini akan menjelaskan tentang teori tes modern. silahkan membaca


Teori Tes Modern
Kelemahan utama teori tes klasik adalah bahwa alat ukur yang disusun berdasarkan teori tes klasik itu terikat kepada semua sampel (sample bound). Jika seperangkat tes diberikan kepada kelompok subyek yang rendah kemapuanya akan merupakan tes yang sukar, dan apabila diberikan kelompok subyek yang tinggi kemapuanya akan merupakan tes yang mudah. Oleh karena itu upaya-upaya yang dilakukan para ahli adalah untuk membebaskan alat ukur itu dari keterikatanya kepada sampel (sample-free); seperti diketahui alat ukur fisik, misalnya alat ukur panjang, alat ukur berat, semuanya tidak terikat kepada sampel.
1. Dasar Pikiran pada Teori Tes Modern
Teori tes yang mendasarkan diri pada sifat-sifat atau kemapuan yang laten, yang mendasari kinerja atau respon subyek terhadap butir soal tertentu. Karena itu teori ini disebut mengunakan model sifat laten. Nama yang lebih popular adalah teori respon butir soal atau item respon theory (IRT). Teori respon butir soal itu berdasarkan dua postulat, yaitu:
a) Kinerja seorang subyek pada butir soal dapat diprediksikan dari suatu perangkat factor-faktor yang disebut sifat-sifat, atau sifat-sifat laten, atau kemapuan
b) Hubungan antara kinerja subyek pada suatu butir soal dan perangkat sifat-sifat yang mendasari kinerja itu dapat di deskripsikan dengan fungsi meningkat secara monotonic yang disebut karakteristik butir soal atau kurve karakteristik butir soal.
2. Asumsi-Asumsi Pada Teori Tes Modern
Suatu asumsi-asumsi yang umum digunakan secara luas oleh model-model IRT ialah bahwa hanya satu kemampuan yang diukur oleh butir-butir soal yang merupakan seperangkat tes. Hal ini disebut asumsi unidimensionalitas. Suatu konsep lain yang langsung berkaitann dengan unidimensionalitas adalah ketidaktergantungan local. Asumsi lain yang dibuat dalam semua model IRT adalah bahwa fungsi karakteristik butir soal tertentu merefleksikan butir soal tertentu merefleksikan hubungan yang sebenarnya antara variable-variable yang tidak dapat di observasi dengan variable-variabel yang dapat di observasi yaitu respon terhadap butir soal.
3. Model-model Yang Populer Dalam Teori Respons Butir Soal
Secara teori dapat disusun model-model IRT yang sangat besar jumlahnya, namun didalam praktek hanya tiga model yang popular, yaitu:
a) Model logistic atau parameter
b) Model logistic dua parameter
c) Model logistic tiga parameter

jangan lupa anda bisa membaca tentang menentukan karir

Cara Menentukan Karir

Diposting oleh Suka Suka Saya di 04.54 0 komentar
Cara menentukan karir adalah hal yang sangat dibutuhkan oleh setiap orang. semua orang bingung bagaimana caranya untuk Cara menentukan karir mereka. di sini anda bisa baca cara menentukan karir anda

CARA MENENTUKAN KARIR

Hidup ini memang penuh dengan aneka ragam. tetapi menentukan atau memilih karir bukanlah keputusan yang main-main. Memilih karir tidak sama dengan memilih barang yang ingin anda beli, anda harus teliti, cermat, dan konsisten. Sekali saja anda salah pilih, maka anda akan menyesal berkepanjangan. Anda yang masih bingung menentukan karir coba deh tips berikut ini:
1. Evaluasi kekuatan dan kelemahan diri
Dalam menentukan karir, awali dengan mengkaji kekuatan dan kelemahan diri anda sendiri. cobalah tanyakan pada diri anda sendiri. "apa kelebihan dan kekurangan yang anda miliki?, apa yang ingin saya kerjakan?, pekerjaan apa yang ingin saya hindari?, dan sebagainya. kemudian jawablah pertanyaan-pertanyaan tersebut kemudian anda akan menemukan karir yang anda inginkan.
2. Pilih karir yang sesuai dengan gaya hidup yang anda idamkan
Sampai saat ini uang masih menjadi pertimbangan dominan dalam memilih karir. untuk itu tentukan di tingkat mana anda ingin hidup. berapa penghasilan yang anda inginkan. hal ini akan membantu anda dalam menentukan pilihan karir, paling tidak kalau anda ingin kaya raya anda tidak bisa memilih profesi yang idealis seperti ilmuwan atau guru sekolah dasar. mungkin pilihan menjadi pengusaha bisa anda pertimbangkan.
3. Kaji trend karir dari berbagai media informasi
Ikuti trend dan perkembangan usaha dari berbagai media informasi seperti majalah, surat kabar, internet, ikuti informasi peluang usaha, trend usaha, dan ekonomi dari media tersebut. kemudian buat kliping tentang lapangan kerja yang anda inginkan. pikirkan mana yang sekiranya sesuai dengan bidang dan kelebihan anda, tujuan hidup anda. kaji peluangnya di masa mendatang, mana yang prospeknya cerah dan mana yang tidak.


4. Konsultasikan dengan mereka yang pengalaman dan ahli
Kalau anda masih bingung menentukan karir, bicarakan masalah anda dengan orang yang kompeten di bidangnya. konsultasikan minat, bakat, dan cita-cita anda dengan ahli karir atau anda mengikuti test dalam karir.
5. Konsisten pada pilihan karir
Konsistensi memang diperlukan jika anda ingin sukses dalam karir. jika anda ingin menjadi penulis, maka pelajari dan tekuni terus bidang tersebut. ingat, konsistensi akan memudahkan anda dalam meraih apa yang anda cita-citakan. jangan pernah sekalipun menyerah apalagi putus asa. sekali anda menyerah, keberuntungan akan semakin sulit anda jangkau.
6. Jangan takut beralih karir
Meski anda konsisten dengan karir yang anda pilih, tidak menutup kemungkinan jika suatu waktu anda beralih karir. karena tidak seorangpun yang dapat meramalkan masa depan. dalam perjalanan karir anda mungkin saja anda akan menghadapi berbagai kendala yang menyebabkan anda ingin "banting setir". misalnya karena perubahan visi dan pandangan pribadi, atau mungkin karena anda tidak mendapatkan kepuasan dari karir yang anda pilih. jika anda menghadapi situasi demikian tentu pidah karir bukanlah hal yang dilarang. tetapi tentu saja anda harus siap menghadapi resiko dengan keputusan anda.

jangan lupha baca validitas

Sabtu, 23 April 2011

puisi

Diposting oleh Suka Suka Saya di 17.40 0 komentar
puisi adalah mata pelajaran yang ada di bahasa indonesia. semua orang bisa membuat puisi. dan puisi termasuk ada dalam kehidupan sehari-hari kita. silahkan baca puisi di bawah ini

Semua orang bilang bahwa aku anak yang cuek
Tapi sebenarnya aku sama seperti yang lain
Aku bisa terluka apabila ada yang menghinaku
Dan aku bisa menangis apabila ada yang mengejekku

Apa karena aku tak pernah membalasnya
Ataukah karena aku memang pantas dihina
Apa aku tak boleh membela diriku
Ataukah aku harus membiarkan mereka

Aku juga manusia yang bisa terluka
Aku bukan seorang robot yang tak punya hati
Saat kalian menghinaku aku diam saja
Aku sebenarnya sedih saat kalian menghinaku

Tapi sayang aku adalah seorang wanita yang tahan saat teman-temanku menghinaku
Aku adalah orang yang tidak menghiraukan apabila teman-temanku menghinaku
Dan karena iti teman-temanku lebih suka menghinaku
Daripada memuji aku.
puisi ada di pelajaran bahasa indonesia. puisi adalah hal yang bisa dilakukan oleh semua orang. puisi bisa menceritakan kehidupan kita sehari-hari. pengen tau puisi saya. baca di bawah ini ya,,,


jangan lupa baca puisi

Dasar pengukuran psikologis

Diposting oleh Suka Suka Saya di 17.34 1 komentar
dasar pengukuran psikologis adalah dasar cara mengukur psikologis seseorang. bagaimana anda mengukur psikologis anda. disini cara anda mengukur bagaimana psikologis anda. baca di bawah ini.


BAB I
PEMBAHASAN

Segala sesuatu yang dipersoalkan dalam psikologi termasuk aspek-aspek psikologis atau atribut-atribut psikologis itu bersifat kualitatif. Atribut-atribut psikologis itu tidak mempunyai eksistensi riil, sehingga tidak dapat dikaji atau diketahui secara langsung, melainkan hanya dapat diketahui secara tidak langsung melalui gejalanya atau tampilannya(manifestasinya). Didalam tampilannya atau manifestasi itu sengaja ditimbulkan lalu dikuantifikasikan. Pembahasan lebih lanjutnya adalah:

A. KUANTIFIKASI ATRIBUT PSIKOLOGI
Contoh atribut-atribut psikologis yaitu mottivasi, minat, intelegensi, bakat, kemampuan bahasa inggris dan lain-lain kesemuanya itu adalah hal-hal yang bersifat kualitatif. Dalam suatu pengukuran hal-hal yang bersifat kualitatif itu dikuantifikasikann sehingga diperoleh berbagai keuntungan dan juga beberapa keterbatasan.
1. Keuntungan dan keterbatasan pendekatan kuantitatif
Keuntungan Pendekatan Kuantitatif
Dengan penerapan pendekatan kuantitatif, maka atribut-atribut psikologi yang aslinya bersifat kualitatif dikuantifikasikan, dan dengan cara ini diperoleh keuntungan-keutungan sebagai berikut :
1. Apabila atribusi psikologis telah dikuantifikasikan maka dia dapat dideskripsikan dengan jelas dan tepat, dan dengan demikian salah satu fungsi ilmu pengetahuan, yaitu mendeskripsikan fenomena dapat dilaksanakan dengan baik.
2. Dengan pendekatan kuantitatif itu ilmuan dipaksa mengikuti tata pikir dan tata kerja yang tertib, konsisiten, dan terbuka hal ini diperlukan guna memajukan ilmu pengetahuan baik dari segi teori maupun pengamalannya.
3. Apabila atribusi psikologis telah dikuantifikasikan, mungkin akan dianalisis dengan metode matematis(statistik) yang dalam ilmu pengetahuan diakui sebagai metode yang sangat kuat
4. Ilmuan dapat membuat prediksi mengenai bidang garapannya.
5. Derajat komunikabilitas menjadi tinggi, karena sebagai kegiatan yang terbuka untuk umum setiap pernyataan yang dikemukakan oleh seorang ilmuan harus dapat diuji ulang oleh ilmuan lain, dan hal ini sangat dipermudah kalau hal-hal yang dipersoalkan disajikan secara kuantitatif.
Keterbatasan pendekatan kuantitatif
Disamping keuntungan-keuntungan yang dimiliki, pendekatan kuantitatif jugan mempunyai keterbatasan, diantara keterbatasan utamanya adalah bahwa hasil kuantifikasi itu tidak mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Data awal berupa data kuantitatif yang kemudian diolah, dianalisis dan diatur menurut kehendak ilmuan, jadi apabila data awalnya adalah data yang tidak mencerminkan data yang sebenarnya maka hasil analisis dan kesimpulannya akan tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dan seberapa besar penyimpangan dari keadaan yang sebenarnya itu tidak dapat dideteksi.

2. Model Teoritis
Proses kuantifikasi harus bisa menjamin data yang dihasilkan mencerminkan keadaan yang sebenarnya, untuk itu sangat diperlukan suatu alat ukur yang dapat menjamin tercapainya kesesuaian antara data kauntitatif dan keadaan psikologis atribut psikologi yang diwakilinya. Didalam alat-alat psikologi yang penting untuk proses kuantifikasi itu, tersedia modelnteoritis ynag mendasaria perkembangan alat ukur psikologis itu. Dalam perkembangan model teoritisnya data yang digunakan terbatas pada : data hasil pengukuran hasil belajar, menggunakan alat non projektif, diselenggarakan secara kelompok, dan menggunakan pendekatan acuan norma.
a. Data pengukuran hasil belajar
Hasil belajar termasuk dalam kelompok atribut kognitif, yang ”Respon” hasil pengukuranya tergolong pendapat, yaitu respon yang dinyatakan benar apa salah.


b. Alat ukur non projektif
Pengukuran hasil belajar tidak menuntut terjadinya mekanisme projeksi, oleh karena itu materi alat ukurnya adalah meteri non projektif
c. Penyelenggarakn secara kelompok
data yang dikumpulkan diperoleh dari sekelompok subjek yang diperlukan secara sama. Karena sifatnya yang demikian maka data yang diperoleh dapat cukup banyak.
d. Pendekatan acuan norma
Hasil belajar suatu populasi subjek diasumsikan berdistribusi normal. Dan ini cocok dengan pendekatan acuan normal.dalam pendekatan ini tujuan pengukuran adalah untuk menentukan kedudukan relative masing-masing subjek didalam kelompoknya. Dengan pendekatan acuan normal ini diperoleh dua keuntungan penting dalam pengukuran psikologis, yaitu :
• Dapat diterapkan teori probabilitas
• Diperolehnya dasar untuk menyatakan adanya hubungan reclinear antara besaran hal ynag diukur dengan skor hasil pengukuran.

Data yang seperti diatas itulah yang digunakan untuk menyusun model teoritis pengukuran psikologis. Dewasa ini ada dua macam teori tentang pengukuran psikologis itu, yaitu teori tes klasik dan teoir tes modern

B. TES KLASIK
Teory tes klasik disebut demiokian, karena unsure-unsur teory itu sudah dikembangkan dan diaplikasikan sejak lama, namun tetap bertahan, lebih-lebih kalau dilihat dari arah penerapannya diberbagai bidang kehidupan. Oleh karena itu teory ini dianggap sebagai hasil karya klasik teory tes klasik tidak tersusun sekali jadi, melainkan berkembang sedikit demi sedikit melalui unsure-unsur yang kemudian secara akumulatif merupakan bangunan teory yang utuh. Inti teory tes klasik itu berupa asumsi-asumsi yang dirumuskan secara sistematis. Modelnya disebut model skor murni(true skor model). Ada 7 macam asumsi dalam teory tes klasik itu.

1. Asumsi teory tes klasik
Asumsi 1: Xt = X. + Xe
Skor perolehan(Xt) terdiri dari skor murni (X.) dan skor kesalahan pengukuran (Xe).jadi skor yang diperoleh dari suatu pengukuran pada uumnya tidak menunjukkan keadaan yang sebenarnya. Skor perolehan pada umumnya meleset dari menampilkan secara tepat besaran atribut yang diukur. Melesetnya skor perolehan dari keadaan yang sebenarnya (yaitu skor murni X.)merupakan kesalahan pengukuran (error of measurement)
Asumsi 2 :ε (Xt) = X.
Nilai harapan skor diperoleh = ε (Xt) sama dengan skor murni. Asumsi 2 ini merupakan definisi skor murni (Xt). Skor murni itu adalah nilai rata-rata skor perolehan teoritis sekiranya dilakukan pengukuran yang berulang –ulang (sampai tak terhinggga) terhasdap seseorang dengan menggunakan alat ukur yang sama. Syarat pokok dalam pengukuran yang satu harus bebas dari hasil pengukuran yang lain .
Asumsi 3 Ρx●xe=0
Skor murni dan skor kesalahan yang divapai oleh suatu populasi subyek pada sautu tes tidak berkolerasi satu sama lain. jadi jadi tidak ada hubungan sistematik antara skor murni dan skor kesalahan. Subyek yang tinggi skor murninnya tidak mesti mempunyai skor kesalahan (baik positif maupun negative) yang lebih tinggi disbanding subyek yang rendah skor murninnya.
Asumsi 4 ρXe1 Xe2=0
Skor-skor kesalahan pada 2 tes (yang dimaksud untuk mengukur hal yang sama ) tidak saling berkorelasi. Jika seseorang mempunyai skor kesalahan positif pada tes 1, maka skor kesalahan pada tes 2 tidak tentu positif. Asumsi ini akan tidak terpenuhi sekiranya skor perolehan dipengaruhio kondisi testing.
Asumsi 5: ρXe1 X.2=0
Jika ada 2 tes yang dimaksudkan untuk pengukuran atribut yang sama, maka skor-skor kesalahan pada tes 1(Xe1) tidak berkorelasi dengan skor-skor murni pada tes 2(X.1)
Asumsi 6
Jika dua perangkat tes (yang dimaksudkan untuk mengukur atribut yang sama) mempunya skor perolehan Xt dan Xt’ yang memenuhi asumsi –asumsi 1 sampai 5, dan jika setiap populasi subyek X. =X.’ dan σe² = σe’’², maka kedua tes itu disebut tes pararel. Jadi dua perangkat tes akan merupakan tes perarel kalu skor –skor suatu populasi yang menempuh kedua tes itu skor murninya sama (X. =X.)dan varian skor kesalahannya sama σe² = σe’’²
Asumsi 7
Jika dua perangkat tes (yang dimaksud untuk atribut yang sama) mempunyai skor-skor perolehanX11 dan X12 yang subyek X.=X.2+C12 adalah suatu konstanta, maka kedua perangkat tes itu disebut tes-tes yang setara (equivalen test)
2. Kesimpulan-kesimpulan teory tes klasik
Teory tes klasik, yang dirumuskan dalam bentuk asumsi-asumsi seperti yang telah disajikan dimuka, memungkinkan penarikan atau penjabaran sejumlah kesimpulan. Hanya sebagaian saja dari kesimpulan-kesimpulan itu yang disajikan disini, dipilih terutama yang berkaitan langsung dengan pengembangan alat ukur psikologis.
Kesimpulan 1: ε = (Xe)=0
Nilai harapan skor-skor kesalahan seorang subyek = 0. jika seseorang dites denga suatu tes yang sam berulang-ulang (sampai tidak terthingga) maka rata-rata skor-skor kesalahannya akan sama dengan 0. karena skor-skor kesalahan terjadi secara acak, maka yang meleset ke atas dan meleset kebawah akan saling meniadakan satiu sama lain.
Kesimpulan 2 : ε = (XeX.)=0
Nilai harapan hasil skor-skor kesalahan dan skor-skor murni sama dengan 0. kovarians antara skor kesalahan dan skor murni, yang sama dengan ε (XeX.) ε (Xe) ε(X.) juga sama dengan 0
Kesimpulan 3 :σ = σ + σ
Varians skor-skor perolehan sama dengan varians skor-skor murni ditambah varians skor-skor kesalahan. Jika skor perolehan, skor murni, dan skor kesalahan suatu populasi pada suatu tes diperoleh, maka varians skor-skor perolehan (yang sering juga disebut varians total )akan sama dengan varians skor-skor murni ditambah varians skor-skor kesalahan.
Kesimpulan 4
Kuadrat korelasi antara skor-skor perolehan san skor-skor murni sama dengan nisbah antara varians skor-skor murni dan varians skor-skor perolehan. Kesimpulan ini kemudian menjadi sangat penting dalam pembicaraan tentang reabilitas tes.
Kesimpulan 5
Kuadrat korelai antara skor-skor perolehan dengan skor-skor murni sama dengan 1 dikurangi nisbah antara varians skor-skor kesalahan dengan varians skor-skor perolehan. Kesimpulan ini sebenarnya membicarakan hal yang sama dengan yang dibicarakan kesimpulan 4.
Kesimpulan 6
Korelais antara skor-skor pada 2 tes pararel sama dengan nisbah antara varians skor-skor murni dan skor-skor perolehan ditentukan berdasarkan tes yang manapun.
Kesimpulan 7
Korelasi antara skor-skor pada 2 tes pararel sama dengan 1 dikurangi nisbah antara varians skor-skor kesalahan dengan varians skor-skor perolehan.
Demikianlah beberapa kesimpulan yang ditarik atau dijabarkan dari teory tes klasik. Walau diakui teory tes klasikmengandung keterbatasan, namun dalam kenyataananya teory ini masih bertahan sebagai dasar pengembangan tes dimana-mana.

C. Teori Tes Modern
Kelemahan utama teori tes klasik adalah bahwa alat ukur yang disusun berdasarkan teori tes klasik itu terikat kepada semua sampel (sample bound). Jika seperangkat tes diberikan kepada kelompok subyek yang rendah kemapuanya akan merupakan tes yang sukar, dan apabila diberikan kelompok subyek yang tinggi kemapuanya akan merupakan tes yang mudah. Oleh karena itu upaya-upaya yang dilakukan para ahli adalah untuk membebaskan alat ukur itu dari keterikatanya kepada sampel (sample-free); seperti diketahui alat ukur fisik, misalnya alat ukur panjang, alat ukur berat, semuanya tidak terikat kepada sampel.
1. Dasar Pikiran pada Teori Tes Modern
Teori tes yang mendasarkan diri pada sifat-sifat atau kemapuan yang laten, yang mendasari kinerja atau respon subyek terhadap butir soal tertentu. Karena itu teori ini disebut mengunakan model sifat laten. Nama yang lebih popular adalah teori respon butir soal atau item respon theory (IRT). Teori respon butir soal itu berdasarkan dua postulat, yaitu:
a) Kinerja seorang subyek pada butir soal dapat diprediksikan dari suatu perangkat factor-faktor yang disebut sifat-sifat, atau sifat-sifat laten, atau kemapuan
b) Hubungan antara kinerja subyek pada suatu butir soal dan perangkat sifat-sifat yang mendasari kinerja itu dapat di deskripsikan dengan fungsi meningkat secara monotonic yang disebut karakteristik butir soal atau kurve karakteristik butir soal.
2. Asumsi-Asumsi Pada Teori Tes Modern
Suatu asumsi-asumsi yang umum digunakan secara luas oleh model-model IRT ialah bahwa hanya satu kemampuan yang diukur oleh butir-butir soal yang merupakan seperangkat tes. Hal ini disebut asumsi unidimensionalitas. Suatu konsep lain yang langsung berkaitann dengan unidimensionalitas adalah ketidaktergantungan local. Asumsi lain yang dibuat dalam semua model IRT adalah bahwa fungsi karakteristik butir soal tertentu merefleksikan butir soal tertentu merefleksikan hubungan yang sebenarnya antara variable-variable yang tidak dapat di observasi dengan variable-variabel yang dapat di observasi yaitu respon terhadap butir soal.
3. Model-model Yang Populer Dalam Teori Respons Butir Soal
Secara teori dapat disusun model-model IRT yang sangat besar jumlahnya, namun didalam praktek hanya tiga model yang popular, yaitu:
a) Model logistic atau parameter
b) Model logistic dua parameter
c) Model logistic tiga parameter
D. Reliabilitas Alat Ukur
Reliabilitas alat ukur menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya. Hal ini ditunjukkan oleh taraf keajegan (konsistensi) skor yang diperoleh para subyek yang diukur dengan alat yang sama, atau diukur dengan alat yang setaara pada kondisi yang berbeda. Dalam arti yang lebh luas reliabilitas adalah alat ukur menunjuk kepada sejauh mana perbedaan-perbedaan skor perolehan itu mencerminkan perbedaan-perbedaan atribut yang sebenarnya. Hal inilah yang menuntun kepada definisi dasar reliabilitas tes, yaitu:
σ.2

σ t 2
Reliabilitas tes adalah proporsi varians skor perolehan yang merupakan varians skor murni, jadi kembali kepada uraian terdahulu, bahwa Xt = X. + Xe skor perolehan terdiri dari skor murni dan kekeliruan pengukuran serta, σ t2 = σ.2 + σe2 , varians skor perolehan (varians total) σ .2 ditambah varians kekeliruan pengukuran σe2. Karena realibilitas alat ukur itu berkenaan dengan derajat konsistensi atau kesamaan antara dua perangkat skor, maka dia dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi (r).
Estimasi Reliabilitas
Reliabilitas alat ukur yang juga menunjukkan derajat kekeliruan pengukuran tak dapat ditentukan dengan pasti, melainkan hanya dapat diestimasi. Ada tiga pendekatan dala mengestimasi reliabilitas alat ukur itu, yaitu (a) pendekatan tes ulang, (b) pendekatan dengan tes paralel, dan (c) pendekatan satu kali pengukuran.
1. Pendekatan Tes Ulang
Suatu perangkat tes diberikan kepada sekelompok subjek dua kali, dengan menghitung korelasi antara skor pada testing I dan skor pada testing II, jadi rtt = rI.II. Pendekatan ini secara teori baik, namun didalam praktek mengandung kelemahan, yaitu bahwa kondisi subjek pada testing II tidak lagi sama dengan kondisi subjek pada testing I, karena terjadinya proses belajar, pengalaman, perubahan motivasi dan sebagainya. Karena itu pada kebanyakan penelitian pendekatan ini tidak digunakan. Pendekatan tes ulang sangat sesuai jika yang dijadikan objek pengukuran adalah keterampilan fisik.
2. Pendekatan dengan Tes Paralel
Dua perangkat tes yang paralel, misalnya perangkat A dan perangkat B diberikan kepada sekoelompok subjek. Reliabilitas tes dicari dengan menghitung korelasi antara skor pada perangkat A dan skor pada perangkat B, jadi rtt = rAB. Keterbatasan utama pendekatan ini terletak pada sulitnya menyusun dua perangkat tes yang paralel. Seperti telah diuraikan pada teori tes klasik, bahwa dua perangkat tes akan merupakan dua perangkat tes yang paralel kalau memenuhi sejumlah persyaratan (asumsi). Karena itu dalam praktek pendekatan ini juga tidak banyak digunakan.
3. Pendekatan Satu Kali Pengukuran
Seperangkat tes diberikan kepada sekelompopk subjek satu kali, lalu dengan cara terrtentu dihitung setimasi reliabilitas tes tersebut. Pendekatan pengukuran satu kali ini dapat menghindarkan diri dari kesulitan yang timbul dari pendekatan dengan pengukuran ulang maupun pendekaatan dengan tes paralel, oleh karena itu pendekatan ini banyak digunakan. Teknik-teknik estimasi reliabilitas yang akan disajikan berikut ini semuanya menggunakan pendekaatan pengukuran satu kali.

Berbagai Teknik Estimasi Reliabilitas
Seperti telah dikemukakan, definisi dasar reliabilitas adalah
σ.2

σ t 2
karena σ t2 = σ.2 + σe2, maka persamaan mengenai reliabilitas itu dapat diubah menjadi

σt2 – σe2

σ t 2
Berbagai rumus yang dikemukakan oleh para ahli psikometri justru mencari estimasi mengenai varians kekeliruan pengukuran σe2 itu. Ada tujuh teknik yang populer dan banyak digunakan untuk mengestimasi reliabilitas itu, yaitu:
1. Teknik Belah Dua
Suatu perangkat tes diberikan kepada kelompok subjek satu kali. Teknik belah dua seriang disebut dengan teknik gasal-genap. Karena kelompok gasal ( ) dijadikan satu dan genap dijadikan satu juga. Estimasi reliabilitas dicari dengan menghitung korelasi skor pada belahan pertama dengan skor pada belahan kedua, . Rumus korelasi


Secara umum dapat dikatakan bahwa makin panjang tes, akan makin tinggi koefisien reliabilitasnya, asalkan soal-soal yan dicakup sama mutunya. Oleh karena itulah rumus spearman-brown itu juga dikenal dengan rumus ramalan.


Keterangan :
koefisien reliabitas tes yang baru
n = berapa kali panjang tes yang baru itu dari panjang tes yang telah ada
koefisien reliabilitas tes yang telah ada
2. Rumus Rulon
Rulon (1939) mempersoalkan reliabilitas tes yang telah dibelah menjadi 2 belahan. Jika sekiranya kedua belahan tes itu setara maka secara teori skor seseorang pada perangkat belahan pertama dan skor pada perangkat belahan kedua akan sama. Jika skor-skor pada kedua perangkat itu tidak sama, maka itu terjadi karena kesalahan/ kekeliruan pengukuran. Rumus realibilitas tes sebagai berikut :
Keterangan :
= koefisien reliabilitas
= varian perbedaan skor pada kedua belahan tes (yang dianggap sebagai varians kekeliruan pengukuran
= varians total (skor perolehan)
3. Rumus Flanagan
Flanagan menganggap bahwa varians-varians pada perangkat-perangkat belahan tes yang merupakan varians kekeliruan pengukuran.


4. Teknik K
Dengan menggunakan statistic soal mereka mengembangkan teknik-teknik untuk mengestimasi reliabilitas tes yang diterbitkan di psychometrika. Rumus yang mereka ajukan lazimnya di beri momor seperti halnya rumus ini.



5. Teknik K
Rumus K hanya sedikit berbeda dari rumus K . Estimasi varians kekeliruan pengukuran dicari melalui produk rata-rata p kali rata-rata q di kali dengan banyaknya soal, jadi

6. Teknik analisi varians
Dalam karya hoyt itu varians total dianalisis menjadi proposi yang berasal dari peserta tes, proporsi yang berasal dari soal-soal tes, dan sisanya. Rumus :
7. Koefisien alpha ( )



Validitas

Diposting oleh Suka Suka Saya di 17.22 0 komentar
validitas adalah menguji valid apa tidak nya sebuah proposal. tapi apakah anda tau berapa macam validitas. anda ingin mengetahui apa saja validitas. anda bisa membaca di bawah ini

E. Validitas Alat Ukur

Didalam psikologi, kata validitas atau kesahihan digunakan sekurang-kurangnya dalam Tiga konteks, yaitu (a) validitas penelitian, (b) validitas soal, (c) validitas alat ukur atau tes.

1. Validitas Penelitian
Validitas penelitian mempersoalkan derajat kesesuaian hasil penelitian dengan keadaan yang sebenarnya. Validitas penelitian, mengandung dua sisi, yaitu (1) validitas internal, dan (b) validitas eksternal. Validitas internal penelitian mempersoalkan kesesuaian antara data hasil penelitian dengan keadaan yang sebenarnya. Validitas eksternal penelitian mempersoalkan derajat kesesuaian antara generalisasi hasil penelitian dengan keadaan yang sebenarnya.

2. Validitas soal
Perlu diingat, bahwa validitas soal bukan validitas tes. Validitas tes adalah derajat kesesuaian antara sesuatu soal dengan perangkat soal-soal lain. Ukuran validitas soal adalah korelasi pada skor soal itu dengan skor pada perangkat soal (item total corellation) yang sering kali dihitung dengan korelasi biserial.

3. Validitas tes
Definisi validitas tes atau validitas alat ukur yang sudah klasik adalah ”sejauh manates itu mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur”. Validitas tes pada dasarnya menunjuk kepada derajat fungsi mengukurnya suatu tes, atau derajat kecermatan ukurnya sesuatu tes. Untuk mengkaji validitas alat ukur, yaitu sejauh mana alat ukur itu mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur, secara konvensional orang melihatnya dari tiga arah, (a) yaitu dari arah isi yang diukur, (b) dari arah rekaan teoritis (construct) atribut yang diukur, (c) dari arah kriteria alat ukur.

Validitas tes  Validitas tes
 Validitas construct
 Validitas berdasar criteria Validitas sama saat
 Validitas predikif

a. Validitas isi (Content Validity)
Validitas isi tes menunjuk kepada sejauh mana tes, yang merupakan seperangkat soal-soal, dilihat dari isinya memang mengukur apa yang dimaksud untuk diukur.

b. Validitas Konstruksi Teoritis (Construct Validity)
Orang mereka-reka membuat konstruksi teoritis guna mendeskripsikan atribut yang dipersoalkan. Dengan demikian, bagaimana konstruksi teoritis ini akan tergantung pada ilmuwan yang mengembangkannya. Oleh karena itu, gambaran mengenai sesuatu mengenai atribut dapat bermacam-macam , tergantung pada teori siapa yang dipersoalkan.
Validitas konstruksi teoritis(construct validity), mempersoalkan sejauh mana skor-skor hasil pengukuran dengan inrtrumen yang dipersoalkan itu merefleksikan konstruksi teoritis yang mendasai penyusunan alat ukur tersebut. Validasi berdasar konstruksi teoritis ini merupakan proses yang kompleks, yang memerlukan analisis logis dan dukungan data empiris. Sampai sekarang, ada dua metode yang telah diakui oleh para ahli dalam bidang ini, yaitu (1) analisis faktor, dan (2) sifat-jamak-metode-jamak (multi trait multy method)

(1) Validasi alat ukur dengan analisis faktor
Dasar pemikiran penerapan analisis faktor untuk validasi ini adalah bahwa walupun perilaku manusia itu sangat banyak ragamnya, namun perilaku yang sangat beragam itu didasari oleh sejumlah terbatas faktor saja. Tampilan yang begitu banyak ragamnya itu dapat diteorikan hanya didasari oleh tiga macam potensi dasar, yaitu (a) kemampuan verbal, (b) kemampuan kuantitatif, (c) kemampuan penalaran. Sebagai ilustrasi, berikut ini disajikan hasil validasi TPA dengan metode analisis faktor.

Tabel V. Hasil Analisis Faktor Skor TPA
Variabel Faktor 1 Faktor 2 Faktor 3
V1
V2
V3
V4
K1
K2
K3
K4
P1
P2
P3
P4 .78124
.72384
.71117
.31871
.34935
.20505
.13277
.02885
.43875
.49358
-.04816
.21092 .09237
.17054
.12719
.30905
-.25555
.40486
.77137
.78560
.07653
-.05603
.14383
.49109 .02886
.05496
.04689
.18031
.59370
.55110
.14251
.05969
.19606
.28824
.70988
.47729

Keterangan :
V = Kemampuan verbal
K = Kemampuan kuantitatif
P = Kemampuan penalaran

(2) Validasi alat ukur dengan cara konvergen dan diskriminan
Metode ini baru dikenalkan tahun 1959 oleh Campbell dan fiske (Campbell dan Fiske, 1959), dan dikupas lebih mendalam oleh Campbell (1960). Dasar pemikirannya adalah : suatu tes itu harus berkorelasi tinggi dengan variable variable yang secara teori harus berkorelasi tinggi dan sekaligus tak berkorelasi dengan variable-variabel yang lain yang secara teori tidak berkorelasi.
Secara tekhnis, penerapan metode ini adalah sebagai berikut Pada suatu kesempatan, dilakukan pengukuran terhadap lebih dari satu sifat dengan menggunakan lebih dari satu metode (alat ukur). Kemudian dicari interkolasi antara hasil pengukuran itu. Interkorelasi itu adalah antara hal-hal berikut :
(a) Sifat sama, diukur dengan alat yang sama (monotrait-monomethod)
(b) Sifat sama diukur dengan alat beda (monotrait-heteromethod)
(c) Sifat berbeda diukur dengan alat yang sama (heterotrait-monomethod)
(d) Sifat berbeda diukur dengan alat berbeda (heterotrait-heteromethod)

Dalam gambaran diatas itu koefisien korelasi untuk : (a) reliabilitas tes, koefisien untuk, (b) validitas tes, koefisien korelasi untuk ,(c) dan (d)- yang harus tidak signifikan-bukti dari falidasi diskriminan.
Secara teori, koefisien untuk keempat hal diatas itu akan berbeda satu sama lain, yang koefisiennya paling tinggi adalah (a), karena unsur konvergensinya paling tinggi, kemudian dibawahnya (b), dibawahnya lagi (c), dan yang terendah adalah (d), karena unsur deskriminannya paling besar. Namun didalam praktek hal yang dicapai tidak semulus gambaran diatas, sehingga-lagi-lagi—pendapat profesional si penyusun instrumen memegang peranan sangat penting. Sebagai ilustrasi, dibawah ini disajikan matriks sifatjamak-metodejamak yang datanya disusun secara hipotesis.




c. Validitas berdasarkan kriteria (Criterion-related validity)
Dalam validitas berdasar kriteriavaliditas alat ukur itu dilihat dari sejauh mana hasil pengukuran dengan alat yang dipersoalkan itu sama atau mirip dengan hasil pengukuran dengan alat lain yang dijadikan criteria.
Didalam kepustakaan pengukuran psikologis, orang bias mengadakan pembedaan validitas berdasar criteria ini menjadi dua macam, berdasar atas kapan criteria itu akan di manfaatkan. Jika criteria itu sekarang, atau dalam waktu dekat dapat dimanfaatkan disebut validitas sama saat (concurrent validity), dan jika criteria itu baru beberapa waktu kemudian dapat dimanfaatkan disebut validitas prediktif (predictive validity).

30 hari mendapatkan cinta

Diposting oleh Suka Suka Saya di 17.17 0 komentar
cinta adalah hal yang terindah bagi semua orang. cinta ada pada hati semua orang. dan semua nya pasti menginginkannya. seperti cara 30 hari mendapatkan cinta




Hari ke 2
MENYINGKIRKAN RINTANGAN
Sebelum mencari cinta, anda harus menyingkirkan rintangan-rintangan apa pun yang mungkin anda letakkan secara tak sengaja di sepanjang jalan menuju cinta sejati.
Bayangkanlah diri anda tengah menatap keluar jendela ke arah sebuah taman kecil yang cantik di seberang jalan. Ada tumbuh-tumbuhan hijau yang rimbun, bunga-bunga yang indah, dan kolamkecil dengan air terjun. Di tengah-tengah taman tersebut ada sebuah tempat duduk yang sangat anda duduki, seraya terhanyut dalam keindahan dan keajaiban di sekeliling anda. Akan tetapi, untuk mencapai taman itu, anda perlu menempuh jalan yang penuh rintangan: balok semen, tumpukan kerikil, timbunan sampah busuk. Tampaknya amat sulit, tapi anda sangat ingin mencapai taman itu sehingga anda memutuskan untuk berjalan melewati semua rintangan tadi.
Beberapa rintangan tertentu ternyata mudah disingkarkan. Anda cukup mengangkat dan membuangnya. Sebagian lainnya ternyata berat dan sangat sulit dipindahkan. Anda harus mencoba lebih keras dan lebih lama. Tapi, pada akhirnya anda pun berhasil melakukannya. Jalan itu kosong juga dan anda berhasil mencapai taman tersebut.
Rintangan-rintangan dalam kehidupan sama dengan rintangan-rintangan di jalan menuju taman tadi. Tidak penting apakah kita sendiri atau orang lain meletakkan rintangan itu. Tegaskan saja pada diri sendiri bahwa rintangan apa pundapat anda singkirkan, tak peduli betapa pun besar atau beratnya.
Apa saja rintangan sepanjang jalan menuju cinta? Anda Mungkin langsung tahu beberapa di antaranya. Sebagai rintangan lain mungkin lebih sulit unuk dikenali.
Sejumlah rintangan yang ada di sepanjang jalan menuju cinta bisa jadi berupa gaya hidup yang anda anut, cara anda bersikap, orang-orang di sekeliling anda, maupun cara pandang anda terhadap diri sendiri. Bahkan, sebelumnya anda mungkin tidak menyadari keberadaan rintangan-rintangan itu. Sekarang, karena anda sudah tahu rintangan-rintangan itu ada, anda dapt belajar mengenalinya dan mulai menyingkirkannya satu per satu.
Berikut adalah beberapa conthnya :
1. Anda jarang pergi keluar sebab anda benci suasana pesta, bar, dan klub malam, sehingga kesempatan anda bertemu orang cukup kecil
2. Anda tidak mau menganggap sebuah hubungan cinta sebagai hal yang penting dan justru menganggap hal-hal lain dalam hidup anda lebih penting.
3. Anda membiarkan ibu/ayah/sahabta mengatur siapa yang boleh anda kencani dan siapa yang tidak.
4. Anda berkencan dengan siapa punn yang mengajak anda hanya karena anda merasa sangat beruntung sudah diajak. Ini berarti anda sering kali menghabiskan waktu dengan pria-pria yang tidak tepat bagi anda.
5. Anda tidak berkencan dengan siapa pun karena anda pemalu, yakin diri anda tidak cantik/tampan, atau karena anda takut menjalin hubungan.
6. Anda lebih senang berbicara tentang betapa senangnya anda jika memiliki hubungan yang menyenangkan daripada BERUSAHA memperolehnya.
Paham kan?
Bagaimana cara menyingkirkan rintangan-rintangan itu? Dengan mengenalinya, memutuskan untuk mengatasinya, lalu mengambil langkah-langkah yang tepat untuk melakukannya, apa pun bentuknya. And mungkin perlu mulai menerima ajakan pergi keluar, mengananggap pencarian cinta sebagai hal yang penting, meminta sahabat untuk tidak turut campur dalm kehidupan cinta anda. Anda akan tau apa yang perlu dilakukan setelah anda mengetahui rintanagn apa saja yang menghadang anda
SINGKIRKAN RINTANGAN YANG MENGHADANG DAN BIARKAN CINTA MEMASUKI HIDUP ANDA

Jumat, 22 April 2011

30 hari mencari cinta

Diposting oleh Suka Suka Saya di 17.42 0 komentar
30 hari mencari cinta adalah cara jitu untuk mencari cinta kita selama 30 hari. dalam 30 hari kita dapat mengubah hidup kita. begitu juga cinta kita. dalam 30 hari kita bisa mencari cinta kita dengan tepat.



Hari ke 1
SUDAHKAH SIAPKAH ANDA?
anda ingin punya pacar, kan? dan bukan sekedar hubungan pacaran biasa, tapi hubungan yang istemewa. hubungan yang mengasikkan, langgeng, penuh gairah, dan seru dengan seorang yang terbuka, jujur, penuh pengertian, selalu mendukung anda, mandiri secara ekonomi, bertanggung jawab, dan cukup dewasa untuk mengatur hidupnya sendiri.

hari pertama adalah saat membuat langkah pertama dalam pencarian cinta yaitu mempelajari seberapa siapnya anda.
hari ini, saya ingin anda memikirkan sejumlah hal penting berikut ini dan mempersiapkan diri terhadap perubahan-perubahan yang akan anda lakukan dalam hidup :
1. bersediakah anda membuang berbagai alasan, keyakinan, serta sikap buruk yang membuat anda terperangkap pada pola yang itu-itu saja, sehingga anda terhambat untuk memperoleh apa yang anda inginkan?
2. siapkah anda untuk berfikir dengan cara berbeda, menerima, dan mempraktekkan keyakinan-keyakinan baru, serta menjadi seseorang yang baru, yang bisa mengundang datangnya cinta yang anda dambakan dalam hidup?
3. siapkah anda untuk bertindak dan terus bertindak sampai berhasil?
4. siapkah anda untuk bersikap terbuka terhadap perubahan, walaupun terasa tidak nyaman? dan siapkah anda menyambut berbagai kemungkinan baru dalam kehidupan anda?
5. siapkah anda untuk mencintai, dicintai, dan berbagai hidup dengan seseorang?

pikirkanlah setiap pertanyaan itu dengan benar dan masak-masak. apa artinya berbagai ruang, prinsip hidup, pikiran-pikiran terdalam, dan perasaan-perasaan bagi anda? jika anda ingin mencari cinta sejati, hal-hal itulah yang jelas akan anada hadapi.

latihan
katakanlah pada diri sendiri dengan lantan : "aku siap merasakan cinta". perhatikan bagaimana rasanya. ulangi kalimat itu sepanjang hari. rasakan bagimana muka anda bersemu merah, denyut nadi meningkat, dan jantung berdebar-debar karenanya. jika anda sanggup mengatakannya sungguh-sungguh di depan cermin sambil menatap mata anda sendiri, berarti anda siap untuk memulai perjalanan menuju sebuah hubungan cinta anda dambakan.

"Anda siap merasakan cinta dan segala hal yang akan diberikan oleh cinta."

laporan observasi SMK

Diposting oleh Suka Suka Saya di 16.34 0 komentar
SMK adlah sekolah menengah kejuruan. dimana sekolah ini tentang hal kejuruan. laporan observasi SMK menjelaskan bimbingan karir di SMK seperti apa?. apakah anak SMK mengerti tentang karir mereka. oleh karena itu di buat tentang laporan observasi SMK.


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Permasalahan
Pemerintah menciptakan kebijaksanaan dalam pendidikan sebagai sarana pengembangan bangsa, meliputi kemanusiaan dan pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan bangsa dan negara di masa yang akan datang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan segenap potensi yang dimiliki siswa sehingga benar-benar selaras dengan program pembangunan nasional dalam rangka mencapai tujuan nasional. Pendidikan nasional akan ditingkatkan menuju pengembangan kualitas dan kesepadanan kompetensi dasar dan kejuruan dalam rangka mewujudkan tujuan pembangunan di bidang pendidikan sekaligus mengantisipasi ketidakmampuan menjawab tantangan zaman.
Sebagai salah satu wahana yang dijadikan penyiap tenaga terampil adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sekolah Menengah Kejuruan merupakan lembaga pendidikan yang mencetak tenaga terampil untuk mempersiapkan diri dalam memasuki dunia kerja dengan pemenuhan kompetensi diberbagai pengembangan. Dalam hal ini Karier menjadi orientasi utama sebagian besar siswa Sekolah Menengah Kejuruan. Untuk merencanakan kehidupan karier lebih baik, diperlukan suatu bimbingan yang memberikan bekal cukup kepada siswa. Bimbingan karier sebagai jembatan bagi siswa dalam mengetahui informasi karier yang ingin ditekuni oleh siswa agar siswa mandiri dalam memilih karier yang sesuai dengan kondisi diri siswa. Hal ini penting, mengingat kehidupan karier merupakan kehidupan yang akan dijalani siswa setelah lulus. Agar masa depan karier yang akan dijalani memberikan hasil yang memuaskan.
Menurut Suharsimi Arikunto (1998:55) bahwa melalui bimbingan karier di SMK diharapkan siswa mampu untuk memahami dirinya, tingkat kemampuannya serta mampu mengetahui gambaran yang lengkap tentang karakteristik kariernya. Dengan adanya bimbingan karier disekolah, diharapkan dapat menumbuhkan profsionalisme dalam menghadapi dunia kerja dan kemandirian siswa dalam memilih karier yang akan dijalaninya nanti berdasarkan kemampuan yang dimiliki. Menurut Prayitno, (1997:45) hakekat bimbingan karier kejuruan pada kurikulum SMK memberi tekanan utama pada penyiapan siswa untuk berkarier dan memasuki dunia kerja, disamping tidak menutup kemungkinan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Begitu pentingnya bimbingan karier di Sekolah Menengah Kejuruan dalam menciptakan kemandirian siswa dalam memilih karier dan berkarier, serta dapat memberikan gambaran dan harapan yang akan dicapai oleh siswa dimasa yang akan datang didunia kariernya, sehingga diharapkan lulusan SMK yang siap kerja dan memiliki sikap kemandirian dapat diandalkan mampu untuk menghadapi persaingan era globalisasi dan tantangan masa depan karier. Dengan kondisi yang demikianlah diharapkan pelaksanaan Bimbingan Karier di SMK dapat terus terlaksana dan semakin ditingkatkan dari tahun ajaran ketahun ajaran, agar dapat berfungasi secara efektif dan efisien.
 Berdasarkan keterangan diatas terlihat bahwa upaya pemberian bimbingan karier disekolah sangat penting sehingga dengan alasan inilah, peneliti melakukan beberapa penelitian atau obervasi kebeberapa SMK guna mengetahui pelaksanaan bimbingan karier

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah:
1.      Bagaimana pola pelaksanaan bimbingan karier di beberapa SMK yang telah diteliti?
2.      Materi bimbingan karier apa saja yang diberikan di beberapa SMK yang telah diteliti tersebut?
3.      Bagaimana metode yang digunakan dalam pemberian materi di beberapa SMK yang telah diteliti?
4.      Kapan waktu pemberian materi bimbingan karier dilakukan?
5.      Bagaimana hasil dari pemberian dan pelaksanaan bimbingan karier di beberapa SMK yang telah diteliti?
6.      Bagaimana pemberian dan pelaksanaan bimbingan karier di SMK dibandingkan dengan teori karier menurut beberapa tokoh?
7.      Apa saja masalah-masalah yang ada dalam pemberian dan pelaksanaan bimbingan karier di beberapa SMK yang telah diteliti?
1.3   Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian rumusan masalah diatas maka dapat diperoleh beberapa tujuan dari penelitian ini, diantaranya :
1.      Untuk mengetahui bagaimana pola pelaksanaan bimbingan karier di beberapa SMK yang telah diteliti
2.      Untuk mengetahui materi apa saja yang diberikan, metode apa yang digunakan serta kapan waktu pelaksanaan bimbingan karier di beberapa SMK yang telah diteliti
3.      Untuk mengetahui besarnya pengaruh bimbingan karier terhadap persiapan diri siswa dalam memasuki dunia kerja, disamping tidak menutup kemungkinan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
4.      Untuk mengetahui perbandingan pemberian dan pelaksanaan bimbingan karier di SMK  dengan teori karier menurut beberapa tokoh
5.      Untuk mengetahui masalah-masalah apa saja yang timbul dalam pemberian dan pelaksanaan bimbingan karier di beberapa SMK yang telah diteliti

1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Praktis
·         Bagi sekolah yang bersangkutan, agar dipakai sebagai umpan balik (feed back) atas pelaksanaan bimbingan karier saat ini dan dapat lebih tertarik untuk memanfaatkan bimbingan karier yang diberikan secara optimal.
·         Bagi sekolah yang belum melaksanakan, akan tertarik untuk menyelenggarakan bimbingan karier tersebut.
2. Manfaat Teoritis
·         Bagi peneliti dapat digunakan sebagai bahan referensi dalam melakukan penelitian-penelitian selanjutnya.


BAB II
PEMBAHASAN

1.     SMK NEGERI SURABAYA
  1. Pola Pelaksanaan Bimbingan Karier Di SMK Negeri I Surabaya
Bimbingan bidang karir yang dilaksanakan di SMK Negeri I Surabaya sebenarnya sudah tergolong cukup baik terlihat dari program tahunan yang telah direncanakan oleh Guru BK yakni pelaksanaan yang sistematis sesuai dengan tingkatan dari masing-masing kelas. Untuk siswa kelas X, XI, dan XII pelaksanaan layanan bimbingan dibidang karir siswa dapat memilih dan memulai kegiatan ekstra dalam rangka pengembangan bakat dan minat. Dan pada kelas XI dan XII siswa mengenal jenis karir yang ada dimasyarakat dan membuat rencana dan memilih karir yang lebih cocok sesuai dengan potensinya.
  1. Materi Bimbingan Karier Yang Diberikan Di SMK Negeri I Surabaya
Materi bimbingan karier yang diberikan pada kelas X yakni memahami pada bakat, minat khusus serta kaitannya dengan berbagai bentuk karir, pemahaman terhadap hambatan-hambatan dalam pemilihan karir, sedangkan pada kelas XI materi yang disampaikan adalah teori tentang pemilihan karir/jabatan, informasi tentang dunia usaha dan kerja, sedangkan materi yang disampaikan pada kelas XII adalah teori mengenai pemilihan karir menurut Holland dan materi tentang pengambilan keputusan.
3.    Metode Yang Digunakan Dalam Pemberian Materi Di SMK Negeri I Surabaya
Metode yang dilakukan dalam pelaksanaan bimbingan pada bidang karir yakni metode ceramah, diskusi dan diskusi kelompok dengan media yang digunakan pada layanan menggunakan brosur, surat kabar, tes bakat (karir), pengukuran kepribadian.
  1. Waktu Pemberian Materi Bimbingan Karier Di SMK Negeri I Surabaya
Waktu pemberian materi bimbingan karier diberikan untuk kelas X, XI, dan kelas XII adalah sama, Untuk tiap minggunya konselor diberikan waktu 45 menit untuk satu kali tatap muka.
Pengecualian kelas XI dan XII, waktu pelaksanaan bimbingan konseling cukup lama dan panjang karena materi untuk kelas XI dan XII diperoleh langsung dari lapangan dalam bentuk PKL, di instansi-instansi terkait.

2.     SMK NEGERI BAGOR NGANJUK
  1. Pola Pelaksanaan Bimbingan Karier Di SMK Bagor Nganjuk
Bimbingan bidang karir yang dilaksanakan di SMK Bagor Nganjuk sebenarnya sudah tergolong cukup baik terlihat dari program tahunan yang telah direncanakan oleh Guru BK yakni pelaksanaan yang sistematis sesuai dengan tingkatan dari masing-masing kelas. Untuk siswa kelas X, XI, dan XII pelaksanaan layanan bimbingan dibidang karir siswa dapat memilih dan memulai kegiatan ekstra dalam rangka pengembangan bakat dan minat. Dan pada kelas XI dan XII siswa mengenal jenis karir yang ada dimasyarakat dan membuat rencana dan memilih karir yang lebih cocok sesuai dengan potensinya.
  1. Materi Bimbingan Karier Yang Diberikan Di SMK Bagor Nganjuk
Materi bimbingan karier yang diberikan pada kelas X yakni memahami pada bakat, minat khusus serta kaitannya dengan berbagai bentuk karir, pemahaman terhadap hambatan-hambatan dalam pemilihan karir, sedangkan pada kelas XI materi yang disampaikan adalah teori tentang pemilihan karir/jabatan menurut Hoppock, informasi tentang dunia usaha dan kerja, sedangkan materi yang disampaikan pada kelas XII adalah teori mengenai pemilihan karir menurut Holland dan materi tentang pengambilan keputusan.
  1. Metode Yang Digunakan Dalam Pemberian Materi Di SMK Negeri 1 Bagor Nganjuk
Metode yang dilakukan dalam pelaksanaan bimbingan pada bidang karir yakni metode ceramah, diskusi dan diskusi kelompok dengan media yang digunakan pada layanan menggunakan brosur, surat kabar, tes bakat karir, pengukuran kepribadian.
  1. Waktu Pemberian Materi Bimbingan Karier Di SMK Negeri 1 Bagor Nganjuk
Waktu pemberian materi bimbingan karier diberikan adalah sama, Untuk tiap minggunya konselor hanya diberikan waktu 45 menit untuk dua sampai tiga kali tatap muka.
  1. Hasil Pemberian Dan Pelaksanaan Bimbingan Karier Di SMK Negeri 1 Bagor Nganjuk
Hasil atau evaluasi dari pemberian dan pelaksanaan bimbingan karier ditunjukkan pada perubahan pemahaman, sikap dan perilaku siswa setelah memeperoleh pelayanan yang diambil dari hasil tugas siswa, hambatan yang dijumpai dan respon siswa berdasarkan observasi.

3.     SMK SUNAN GIRI MENGANTI GRESIK
  1. Pola Pelaksanaan Bimbingan Karier Di SMK Sunan Giri Menganti Gresik
Bimbingan bidang karir yang dilaksanakan di SMK Sunan Giri Mengati Gresik tergolong kurang baik, hal ini terlihat dari tidak adanya program tahunan sebagai acuan pelaksanaan layanan. Pelaksanaan kegiatan layanan dilaksanakan dengan rencana jangka pendek, sehingga pelaksanaannya berjalan tidak sistematis dan hasilnya kurang maksimal.
  1. Materi Bimbingan Karier Yang Diberikan Di SMK Sunan Giri Menganti Gresik
Materi bimbingan karier yang diberikan untuk kelas X hanya berupa pengenalan, penggalian dan penentuan bakat dan minat yang berkaitan dengan perkembangan karier selanjutnya. Sedangkan untuk kelas XI materi yang diberikan berupa pendalaman tentang dunia kerja berdasarkan masing-masing jurusan yang telah dipilih dalam hal ini berupa PKL (Praktek Kerja Lapangan). Sedangkan untuk kelas XII materi bimbingan karier yang diberikan lebih dikhususkan pada pendalaman informasi tentang orientasi karier dan jabatan berkenaan dengan program jurusan yang telah dipilih. Diharapkan untuk siswa kelas XII yang sebentar lagi akan lulus yang siap kerja dan memiliki sikap kemandirian yang dapat diandalkan serta mampu untuk menghadapi persaingan era globalisasi dan tantangan karier di masa depan, disamping tidak menutup kemungkinan materi bimbingan karier yang diberikan berguna bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
  1. Metode Yang Digunakan Dalam Pemberian Materi Di SMK Sunan Giri Menganti Gresik
Sedangkan metode yang diberikan atau dilaksanakan adalah dengan pemberian layanan dengan metode ceramah, diskusi dan diskusi kelompok di depan kelas dan dengan bantuan buku pengembangan untuk masing-masing siswa. Media penunjang untuk kelancaran pengajaran tidak ada karena keterbatasan dana dan berbagai  hal.
  1. Waktu Pemberian Materi Bimbingan Karier Di SMK Sunan Giri Menganti Gresik
Waktu pemberian materi bimbingan karier diberikan untuk kelas X dan kelas XII adalah sama, Untuk tiap minggunya konselor hanya diberikan waktu 45 menit untuk satu kali tatap muka.
Sedangkan untuk kelas XI, waktu pelaksanaan bimbingan konseling cukup lama dan panjang karena materi untuk kelas XI diperoleh langsung dari lapangan dalam bentuk PKL, yaitu sekitar 3 bulan untuk magang di instansi-instansi terkait.










PERBANDINGAN DENGAN TEORI KARIR HOLLAND

Dalam pelaksanaan layanan yang digunakan pada tingkat SMK di masing-masing sekolah yang telah kami amati kebanyakan menggunakan teori dari Holland yakni berusaha menjelaskan dari sudut lingkungan kerja, pribadi dan perkembangannya dan interaksi pribadi dan lingkungannya karena pilihan pekerjaan tersebut merupakan hasil interaksi diri dengan kekuatan-kekuatan lingkungan luar.
Dari pengalamam siswa dengan orang-orang yang melakukan pilihan kerja, teori Holland ini mengenal stereotip pekerjaan dan bahwa orang cenderung memandang pekerjaan sesuai dengan stereotip itu. Dari sekian banyak pekerjaan yang ada dalam masyarakat pekerjaan itu dapat digolongkan dalam 6 lingkungan kerja, yakni lingkungan-lingkungan realistik, intelektual, sosial, konvensional, interprise, dan artistic.
Terlihat dari rencana pelaksanaan yang telah diprogramkan oleh guru BK, maka  digunakan media pengukuran kepribadian untuk mengukur pribadi siswa dalam menentukan arah pilihan jurusan / program studi selanjutnya, dan arah pilihan jabatan.
Siswa diarahkan langsung pada bursa kerja yang ada. Dimana nantinya siswa dapat turun langsung ke lapangan kerja sesuai dengan keahliannya.  Disini pilihan pekerjaan bukan peristiwa sesaat, melainkan proses perkembangan individu siswa. 


Jangan lupa baca laporan observasi SMA
 

Suka suka Saya Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei